WPA KELURAHAN GAYAM
Minggu, 08 Januari 2017
Rabu, 26 Oktober 2016
Jumat, 30 September 2016
Senin, 26 September 2016
TEORI ASAL MULA PENYAKIT HIV AIDS
Teori Asal Mula Penyakit Virus HIV AIDS
Dalam rangka memperingati hari aids sedunia
- Penyakit Virus HIV AIDS yang menewaskan banyak orang dan belum
ditemukan obatnya itu terdengar sangat mengerikan. Acquired
Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
(disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya
sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun
mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat
memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan. Sahabat anehdidunia.com bermacam macam
teori dikemukakan asal mula dari Hiv Aids ini, entah mana yang benar. Apa sajakah teorinya tersebut? mari kita simak bersama.
Seks Bebas di Kinshasa 1920-an
simian immunodeficiency virus (SIVcpz) |
Untuk
menguak misteri tersebut, tim internasional mencoba untuk
merekonstruksi genetika HIV. Untuk mencari tahu di mana nenek moyang
tertuanya pada manusia berasal. Temuan dalam bidang arkeologi virus
digunakan untuk menemukan asal pandemi. Demikian laporan tim dalam
jurnal Science. Para ahli menggunakan arsip sampel kode genetik HIV
untuk melacak sumbernya.
Dan ternyata, asal usul pandemi terlacak
dari tahun 1920-an di Kota Kinshasa yang kini menjadi bagian dari
Republik Demokratik Kongo. Laporan mereka menyebut, perdagangan seks
yang merajalela, pertumbuhan populasi yang cepat, dan jarum tak steril
yang digunakan di klinik-klinik diduga menyebarkan virus tersebut.
Menciptakan kondisi 'badai yang sempurna'.
Sementara itu, rel
kereta yang dibangun dengan dukungan Belgia di mana 1 juta orang
melintasi kota tiap tahunnya membawa virus HIV ke wilayah sekitarnya.
Lalu ke dunia. Tim ilmuwan dari University of Oxford dan University of
Leuven, Belgia mencoba merekonstruksi 'pohon keluarga' HIV dan menemukan
asal muasal nenek moyang virus itu. "Anda bisa melihat jejak sejarahnya
dalam genom saat ini data yang terekam, tanda mutasi dalam genom HIV
tidak bisa dihapus," kata Profesor Oliver Pybus dari University of
Oxford.
Dengan membaca tanda mutasi tersebut, tim bisa menyusun
kembali pohon keluarga dan melacak akarnya. HIV adalah versi mutasi dari
virus simpanse, yang dikenal sebagai simian immunodeficiency virus
(SIVcpz) yang mungkin melakukan lompatan spesies, ke manusia, melalui
kontak dengan darah yang terinfeksi. Virus ini menyebar pertama kali
pada para pemburu simpanse mungkin ketika menangani daging hewan itu.
Kasus pertama dilaporkan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, pada
1930.
Virus membuat lompatan pada beberapa kesempatan. Salah
satunya mengarah pada HIV-1 subtipe O yang menyebar di Kamerun.
Kemudian, HIV-1 subtipe M yang menginfeksi jutaan orang di seluruh
dunia. Pada tahun 1920-an, Kinshasa yang dulu disebut Leopoldville
hingga 1966 adalah bagian dari Kongo yang dikuasai Belgia. "Kota itu
sangat besar dan sangat cepat pertumbuhannya. Catatan medis era kolonial
menunjukkan tingginya insiden sejumlah penyakit seksual," kata Profesor
Oliver Pybus.
Kala itu, buruh-buruh pria mengalir ke kota,
memicu ketudakseimbangan gender, dengan perbandingan pria dan wanita 2:1
yang memicu maraknya perdagangan seksual. Plus faktor praktik
pengobatan penyakit dengan suntikan tak steril yang efektif menyebarkan
virus. "Aspek menarik lainnya adalah jaringan transportasi yang membuat
orang-orang berpindah dengan mudah." Sekitar 1 juta orang menggunakan
jaringan rel Kinshasa pada akhir tahun 1940-an."
Dan virus pun
menyebar luas, awalnya ke kota tetangga Brazzaville, lalu meluas ke area
provinsi yang perekonomiannya ditopang penambangan, Katanga. Kondisi
'badai sempurna', hanya berlangsung selama beberapa dekade di Kinshasa.
Namun saat itu berakhir, HIV terlanjur menyebar ke seluruh dunia.
Teori Green Monkey
ilustrasi teory green monkey |
Tidak
sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan
manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga
puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya
bahwa AIDS adalah “senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium
untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang
bahkan menganggap teori konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya
dibandingkan teori monyet hijau Afrika yang dilontarkan para pakar AIDS.
Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti telah membuktikan bahwa teori
monyet hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan edukator AIDS terus
menyampaikan teori ini kepada publik hingga sekarang. Dalam
liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah digantikan
dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan merupakan
asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas
ilmiah.
Teori Konspirasi AIDS
Pada dasarnya teori konspirasi memberikan narasi tentang sejarah bangsa barat mengenai asal usul kemunculan HIV/AIDS.
Teori ini menyebutkan bahwa HIV/AIDS merupakan senjata biologis yang
sengaja dibuat oleh Amerika Serikat untuk mengendalikan jumlah penduduk
dunia. ‘Pengurangan populasi merupakan prioritas tertinggi dari
kebijakan luar negeri AS terhadap negara-negara dunia ketiga.
Pengurangan dari penduduk negara-negara ini merupakan masalah vital bagi
keamanan nasional AS’ – Henry Kissinger, 1974 (Gray, 2009 : 106). Asal
usul HIV/AIDS diawali dari bocornya catatan rahasia yang mengandung dua
poin penting milik salah satu tim khusus di Laboratorium Fort Detrick
AS, Willace L. Pannier ke dunia maya (Ridaysmara, 2010 : 381-384).
Pertama,
HIV merupakan istilah baru bagi virus lama bernama SV40 yang digunakan
oleh Dokter Hilary Koprowski untuk menginfeksi sistem imun 300.000 orang
negro Afrika pada tahun 1957 hingga 1960 (Gray, 2009 : .96-102).
Koprowski melakukan ‘percobaan’ infeksi vaksin polio melalui mulut (live
oral polio vaccine) kepada ras kulit hitam di Afrika atas dasar
rasisme. Namun demikian, Koprowski menolak tuduhan bahwa ia terlibat
dalam menciptakan AIDS dan mengatakan bahwa demografi dari persebaran
penyakit di Afrika dapat dijelaskan dengan faktor-faktor lain yang tidak
berhubungan dengan prosedur vaksinasi (Gray, 2009 : 97).
Kedua,
disebutkan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan ini digagas oleh George
W. Bush, George H.W Bush, Prescott Bush, Rockefeller, Harriman dan
berbagai elit politik Amerika yang difasilitasi oleh CIA, Rockefeller
Foundation dan National Institute of Health (In Lies We Trust 2007).
Mereka sepakat untuk menjalankan agenda ‘Eugenic Movement’ sekitar tahun
1900-an. ‘Eugenic Movement’ merupakan gerakan rasialis untuk
menghancurkan ras manusia yang dianggap inferior dan meningkatkan ras
manusia superior. Selain itu, HIV/AIDS dibuat oleh CIA untuk menginfeksi
bangsa African-American yang berada di Amerika (TIME, 2013). Pada
dasarnya, ‘Eugenic Movement’ dilakukan oleh Amerika untuk menekan jumlah
populasi dunia dengan sasaran utama orang-orang berkulit hitam.
Selain
informasi yang didapatkan dari catatan rahasia milik Pannier, munculnya
berbagai persepsi masyarakat dunia tentang vaksin HIV/AIDS menjadikan
teori konspirasi semakin kompleks. Hingga saat ini belum ditemukan obat
yang dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obat yang kini diberikan
hanya bersifat memperpanjang usia penderita dan memperbesar kemungkinan
untuk menularkan penyakit tersebut kepada individu lain, seperti Terapi
Antiretroviral (ARV). Persepsi tersebut mendorong pemikiran kritis
tentang strategi kelompok elit dalam menciptakan penyakit beserta
obatnya. Fakta yang mengejutkan muncul dari ketiga penjahat kemanusiaan,
yaitu keluarga Bush, Rockefeller dan Harriman yang ternyata bergabung
dalam satu komunitas dan berkuliah di Yale University. Kemudian
faktanya, Yale University adalah pemegang hak paten dari salah satu obat
utama HIV yang dikenal dengan ‘Zenit’ atau ‘d4t’ pada awal tahun
1990-an dengan royalti yang diterima sebesar $328.000.000,00 (Arno, 1992
: 102). Namun, seperti yang diketahui bahwa ‘Zenit’ tidak menghilangkan
HIV, tetapi hanya memperpanjang usia sang penderita yang otomatis dapat
terus meningkatkan keuntungan perusahaan.
Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan
pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin
hepatitis B yang “disponsori pemerintah AS” di New York, Los Angeles,
dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi
pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal
dengan AIDS. Di awal 1970-an, vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam
tubuh simpanse. Sekarang hewan ini dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV.
Banyak orang masih merasa takut mendapat vaksin hepatitis B lantaran
asalnya yang terkait dengan pria gay dan AIDS. Para dokter senior masih
bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat dari
kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.
Kemungkinan
besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini.
Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan
di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Apakah jenis
virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan
AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan
bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak
pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa
bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup
mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay
yang menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui
mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi
penyakit “resmi’). Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki
kejadian HIV tertinggi dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk
Afrika, yang dianggap sebagai tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain
yang juga menghebohkan adalah bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat
dibuktikan baru muncul setelah tahun 1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa
eksperimen vaksin inilah yang berfungsi sebagai saluran tempat
“berjangkitnya” HIV ke populasi gay di Amerika. Namun hingga sekarang
para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS dengan vaksin
tersebut.
Umum diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada
orang heteroseksual, sementara di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit
pada kalangan pria gay. Meskipun pada awalnya diberitahukan kepada
publik bahwa “tak seorang pun kebal AIDS”, faktanya hingga sekarang ini
(20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus AIDS baru di Amerika
Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan pasangan
seksual mereka. Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi
preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?
Keserupaan dengan FLU Burung
Di
pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi
setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di
seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang
menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi
jaringan rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS
dibandingkan non-gay
Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di
Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim),
sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung
berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Para pakar AIDS telah
memeberitahukan bahwa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain
HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat
di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV
direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi
kelamin gay?
Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus
Cancer Program) mampu mengadaptasi retrovirus tertentu agar menginfeksi
jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan perang
biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu
yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial “tertentu”.
Setidaknya tahun 1997, Stephen O’Brien dan Michael Dean dari
Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute
menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen
resisten-AIDS, sementara orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen
semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin merupakan “virus
buatan manusia yang menyerang ras tertentu” dibandingkan peristiwa
alamiah.
Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke
jutaan orang tertentu di seluruh dunia sebelum segelintir orang mulai
waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981,
pejabat kesehatan memastikan “masyarakat umum” bahwa tak ada yang perlu
dikhawatirkan. “AIDS adalah penyakit gay” adalah jargon yang sering
dikumandangkan media.
Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo
memberitahu reporter Playboy, David Black, “Saya pribadi belum pernah
menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS)
dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual .” Gallo
melanjutkan, “AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi bagi
masyarakat umum.” Apakah ini sekedar spekulasi ataukah Gallo mengetahui
sesuatu yang tidak ia ceritakan?
ASAL AIDS
DARI MANA HIV AIDS BERASAL ?
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor.
Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan
virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selamakehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981.
Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling
mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian
sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga
dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga
memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya
manusia di sana. Perawatan antiretrovirussesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.Hukuman sosial bagi
penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan
penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut
juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang
terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Asal usul HIV AIDS
Perdebatan seputar asal usul AIDS telah sangat menarik perhatian dan
sengketa sejak awal epidemi. Namun, bahaya mencoba mengenali dari mana
AIDS berasal. Orang-orang dapat menggunakan nya sebagai bahan perdebatan
untuk menyalahkan kelompok tertentu atau gaya hidup. Kasus AIDS pertama
ditemukan di AS pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi
informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa
AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan
sumber AIDS kita perlu mencari asal usul HIV.
Asal usul HIV bukan hanya menyangkut masalah akademik, karena tidak
hanya memahami dari mana asal virus tersebut tetapi juga bagaimana virus
ini berkembang menjadi penting sekali untuk mengembangkan vaksin HIV
dan pengobatan yang lebih efektif. Juga, pengetahuan tentang bagaimana
epidemi AIDS timbul menjadi penting dalam menentukan bentuk epidemi di
masa depan serta mengembangkan pendidikan dan program pencegahan yang
efektif.
- AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.
- Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat.[100] Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun.
- Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging.[102] Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ad
Tipe virus apakah HIV itu?
HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok virus yang disebut lentivirus. Lentivirus seperti HIV ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, diketahui secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SIV (simian immunodeficiency virus) di mana tulisan di bawah garis menunjukkan asal spesiesnya.
Dari mana HIV berasal, Apakah HIV berasal dari SIV?
Sekarang secara umum diterima bahwa HIV merupakan keturunan dari SIV.
Jenis SIV tertentu mirip dengan HIV-1 dan HIV-2, dua tipe HIV.
Sebagai contoh, HIV-2 dapat disamakan dengan SIV yang ditemukan pada monyet sooty mangabey (SIVsm), kadang-kadang dikenal sebagai monyet hijau yang berasal dari Afrika barat.
Jenis HIV yang lebih mematikan, yaitu HIV-1, hingga akhir-akhir ini
sangat sulit untuk digolongkan. Sampai 1999, yang paling mirip adalah
SIV yang diketahui menginfeksi simpanse (SIVcpz), tetapi ada perbedaan yang berarti antara SIVcpz dan HIV.
Apa yang terjadi pada 1999, Apakah sekarang simpanse diketahui sebagai asal HIV?
Pada Februari 1999 diumumkan bahwa kelompok peneliti dari University of Alabama, di AS, telah meneliti jaringan yang dibekukan dari seekor simpanse dan menemukan jenis virus (SIVcpz) yang nyaris sama dengan HIV-1. Simpanse ini berasal dari sub-kelompok simpanse yang disebut Pan troglodyte troglodyte, yang dahulu umum di Afrika tengah-barat.
Peneliti menegaskan bahwa ini menunjukkan simpanse adalah sumber
HIV-1, dan virus ini pada suatu ketika menyeberang dari spesies simpanse
ke manusia. Namun, belum jelas apakah simpanse merupakan sumber asli
HIV-1 karena simpanse jarang terinfeksi SIVcpz. Oleh karena
ada kemungkinan baik simpanse maupun manusia terinfeksi dari pihak
ketiga, yaitu suatu spesies primata yang masih belum dikenali. Bagaimana
pun keadaannya, sedikitnya perlu dua perpindahan terpisah ke manusia.
Bagaimana HIV dapat menyeberangi spesies?
Telah lama diketahui bahwa virus tertentu dapat menyeberang dari hewan kepada manusia, dan proses ini dikenal dengan zoonosis.
Peneliti dari University of Alabama mengesankan bahwa HIV dapat menyeberang dari simpanse karena manusia membunuh simpanse dan memakan dagingnya.
Beberapa teori lain yang diperdebatkan berpendapat bahwa HIV
berpindah secara iatrogenik (diakibatkan kealpaan pihak medis), misalnya
melalui percobaan medis. Satu teori yang disebarluaskan secara baik
adalah bahwa vaksin polio yang memainkan peranan dalam perpindahan ini,
karena vaksin tersebut dibuat dengan menggunakan ginjal monyet.
Tetapi yang penting pada berbagai macam teori ini adalah pertanyaan tentang kapan perpindahan itu terjadi.
Apakah ada fakta kapan perpindahan itu terjadi?
Selama beberapa tahun terakhir memungkinkan bukan hanya menentukan
apakah HIV ada di dalam darah, tetapi juga menentukan subtipe virus.
Penelitian terhadap subtipe virus, dari infeksi HIV pada kasus-kasus
awal dapat memberi petunjuk mengenai kapan HIV pertama kali menyerang
manusia dan perkembangan berikutnya.
Tiga infeksi HIV yang paling awal adalah sebagai berikut:
- Contoh plasma (cairan darah) yang diambil dari seorang pria dewasa yang hidup di Republik Demokratik Kongo tahun 1959.
- HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pemuda Amerika-Afrika yang meninggal dunia di St. Louis, AS, tahun 1969.
- HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pelaut Norwegia yang meninggal dunia sekitar tahun 1976.
Analisis yang dilakukan pada 1998 tentang contoh plasma dari 1959
mengesankan bahwa HIV-1 memasuki manusia sekitar 1940-an atau awal
1950-an, lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya. Ilmuwan lain
memperkirakan lebih lama lagi, mungkin sekitar 100 tahun yang lalu atau
lebih.
Apakah diketahui di mana HIV pada manusia muncul?
Sekarang banyak orang menganggap karena HIV terlihat berkembang dari
satu jenis SIV yang ditemukan pada tipe simpanse di Afrika Barat, ini
berarti HIV pertama muncul pada manusia di sana. Kemudian dianggap bahwa
HIV menyebar dari Afrika ke seluruh dunia.
Bagaimana pun, seperti yang dibahas di atas, belum tentu simpanse
adalah sumber asli HIV dan ada kemungkinan virus ini menyeberang ke
manusia, lebih dari satu kesempatan. Jadi mungkin juga HIV timbul pada
waktu yang bersamaan baik di Amerika Selatan dan Afrika, atau bahkan
muncul di benua Amerika sebelum muncul di Afrika. Kita mungkin tidak
akan pernah tahu secara pasti kapan dan di mana virus ini muncul pertama
kali, tetapi yang jelas pada suatu waktu di pertengahan abad 20-an ini,
infeksi HIV pada manusia berkembang menjadi epidemi penyakit di seluruh
dunia yang saat ini lebih dikenal sebagai AIDS.
Penyebab epidemi ini menyebar secara tiba-tiba
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung penyebaran begitu mendadak
termasuk perjalanan internasional, industri darah, dan penggunaan
narkoba yang meluas.
- Perjalanan Internasional
- Peranan yang dimainkan oleh perjalanan internasional dalam penyebaran HIV disorot pada kasus yang sekarang dikenal sebagai ‘Patient Zero’ (pasien asli). Patient Zero adalah seorang pramugara pesawat terbang berkebangsaan Kanada dan bernama Gaetan Dugas yang sering mengadakan perjalanan ke seluruh dunia. Analisis terhadap beberapa kasus AIDS awal menunjukkan bahwa orang terinfeksi tersebut adalah orang yang berhubungan seksual baik langsung atau pun tidak langsung dengan pramugara ini. Kasus-kasus ini yang ditemukan di beberapa kota di AS ini menunjukkan peranan perjalanan internasional dalam penyebaran HIV. Ini juga mengesankan bahwa penyakit ini mungkin diakibatkan oleh satu zat penyebar.
- Industri Darah
- Sewaktu transfusi darah menjadi bagian yang rutin dari tindakan medis, industri darah untuk memenuhi permintaan darah juga meningkat. Di beberapa negara seperti AS, orang yang menyumbangkan darahnya dibayar, termasuk pengguna narkoba suntikan. Darah yang diperoleh kemudian dikirim ke seluruh dunia. Juga, pada akhir 1960-an penderita hemofilia mulai memanfaatkan pembeku darah yang disebut Factor VIII. Untuk memproduksi zat pembeku itu, darah dari ribuan donor dikumpulkan yang meningkatkan kemungkinan produk ini tercemar HIV. Karena Factor VIII disebarkan ke seluruh dunia, ada kemungkinan banyak penderita hemofilia terpajan infeksi baru.
- Penggunaan Narkoba
- Pada 1970-an ditemukan peningkatan ketersediaan heroin seiring dengan perang Vietnam dan konflik lain di Timur-Tengah, yang mendorong pertumbuhan penggunaan narkoba suntikan. Peningkatan penyediaan beserta pengembangan alat semprit plastik sekali pakai dan pembangunan shooting gallery (tempat menyuntik narkoba) di mana orang dapat membeli obat terlarang dan menyewakan perlengkapan menjadi cara lain penyebaran virus.
Teori lain tentang asal usul HIV
Teori lain yang diajukan tentang asal usul HIV termasuk banyaknya
teori konspirasi. Beberapa orang mengesankan HIV dibuat oleh CIA,
meskipun yang lain menganggap bahwa HIV direkayasa secara genetik.
Referensi utama : The origin of AIDS and HIVand the first cases of AIDS, Annabel Kanabus & Sarah Allen
Referensi Penunjang
- Gao, F; Bailes, E; Robertson, DL; Chen, Y; et al. (1999) “Origin of HIV-1 in the chimpanzee Pan troglodytes troglodytes.” Nature, Vol. 397, p. 436-44
- Bailes et al. (2003) “Hybrid Origin of SIV in Chimpanzees”, Science, Vol. 300, p. 1713
- Wolfe, ND; Switzer, WM; Carr, JK; et al. (20 March 2004) “Naturally acquired simian retrovirus infections in Central African Hunters.” The Lancet, Vol. 363, p. 932
- Cohen, John (October 2000) “The Hunt for the Origin of AIDS” The Atlantic, Vol. 286 No. 4, p. 88-104
- Blancou, P. et al. (2001) “Polio vaccine samples not linked to AIDS” Nature, Vol. 410, p. 1045-1046
- Berry, N. et al. (2001) “Vaccine safety: Analysis of oral polio vaccine CHAT stocks.” Nature, Vol. 410, p. 1046-1047
- Chitnis, A.; Rawls, D. & Moore, J. (January 2000) “Origin of HIV Type 1 in Colonial French Equatorial Africa?” AIDS Research and Human Retroviruses, Vol. 16 No. 1, p. 5-8
- Fears, D. (25 January 2005) “Study: Many Blacks Cite AIDS Conspiracy“, The Washington Post.
- Zhu, Tuofu, Korber & Nahinias. “An African HIV-1 Sequence from 1959 and Implications for the Origin of the Epidemic” Nature, 1998: 391: p. 594-597
- Worobey, Gemmel, Teuwen, Haselkorn, Kuntsman, Bunce, Muyembe, Kabongo, Kalengayi, Marck, Gilbert & Wolinsky. “Direct Evidence of Extensive Diversity of HIV-1 in Kinshasa by 1960″ Nature, 2008: 455: p. 661-664
- KOLATA, Gina (28 October 1987) “Boy’s 1969 death suggests AIDS invaded U.S. several times” New York Times
- Frøland, SS; Jenum, P; Lindboe, CF; Wefring, KW; Linnestad, PJ; Böhmer, T. (1988) “HIV-1 infection in Norwegian family before 1970″ The Lancet p.1344-5
- Zhu, Tuofu, Korber & Nahinias. “An African HIV-1 Sequence from 1959 and Implications for the Origin of the Epidemic” Nature, 1998: 391: p. 594-597
- Korber, Muldoon, Theiler, Gao, Gupta, Lapedes, Hahn, Wolinsky & Bhattacharya. “Timing the Ancestor of the HIV-1 Pandemic Strains” Science, 2000: 288: p. 1789-1796
- Worobey, Gemmel, Teuwen, Haselkorn, Kuntsman, Bunce, Muyembe, Kabongo, Kalengayi, Marck, Gilbert & Wolinsky. “Direct Evidence of Extensive Diversity of HIV-1 in Kinshasa by 1960″ Nature, 2008: 455: p. 661-664
- Vandamme, A-M et al. “Tracing the origin and history of the HIV-2 epidemic” PNAS, Vol. 100, No. 11, 27 May 2003.
- BBC.co.uk. (25 May 2006) “HIV origin ‘found in wild chimps’“
- Farmer, P. (1992) “AIDS and Accusation: Haiti and the Geography of Blame”. University of California Press.
- Carter, M. (02 March 2007) “CROI: Haiti is the source of HIV subtype B“, Aidsmap.com.
- Chong, J-R (30 October 2007) “Analysis clarifies route of AIDS”, LA Times
- Shilts, R. (1987) “And the Band Played on: Politics, People and the AIDS Epidemic”, Penguin.
Sabtu, 24 September 2016
Langganan:
Postingan (Atom)